UIN Jakarta Menjadi Tuan Rumah ICONZ ke-9, BAZNAS Umumkan Donasi Sebesar 155 Miliar Rupiah
Tangerang Selatan, Berita Pusat Karier UIN Jakarta - 10 Desember 2025, The 9th International Conference on Zakat (ICONZ) digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 9-11 Desember 2025. Konferensi yang diselenggarakan BAZNAS RI menjadi forum pembahasan penguatan tata kelola zakat dan filantropi pada level global, sekaligus menegaskan peran zakat dalam kemanusiaan melalui pengumuman donasi sebesar Rp155 miliar untuk korban bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
ICONZ ke-9 dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA (Menteri Agama RI). Sejumlah tokoh pun turut hadir, di antaranya ada Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA (Ketua BAZNAS RI); Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec (Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan); para pembicara dari berbagai negara; serta akademisi.
Rektor UIN Jakarta, yakni Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan ICONZ dan menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS atas kepercayaan menjadikan UIN Jakarta sebagai tuan rumah. Menurut Prof. Asep, ICONZ merupakan forum strategis yang mempertemukan pemangku kepentingan zakat, pemimpin global, praktisi, akademisi, sampai pembuat kebijakan untuk merumuskan arah masa depan zakat dan filantropi dunia.
“Kami merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah acara bergengsi ini. Kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BAZNAS atas kepercayaan dan tanggung jawab ini,” ujarnya.
Konferensi ini mengusung tema “Zakat & Filantropi: Melampaui Teknologi, Merancang Transformasi Global untuk Kemanusiaan dan Kemakmuran Bersama” atau “Zakat and Philanthropy Beyond Technology: Designing a Global Transformation for Humanity and Shared Prosperity”. Prof. Asep menilai tema tersebut mencerminkan dorongan pemanfaatan inovasi digital, mulai dari artificial intelligence (AI), data analytics, sampai digital platforms untuk memperkuat transparansi dan efektivitas pengelolaan zakat tanpa mengabaikan landasan etika.
“Zakat, pada intinya merupakan amanat ilahi untuk mengurangi kemiskinan, mempromosikan kesetaraan, dan mengangkat kaum rentan. Di era transformasi digital yang cepat, landasan etika ini harus terus membimbing inovasi,” ujarnya.
Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. berharap ICONZ 2025 dapat menghasilkan rekomendasi strategis yang bisa ditindaklanjuti untuk memperkuat tata kelola zakat, baik secara nasional maupun global, serta memperkuat ekosistem zakat dan filantropi dunia.
“Wawasan dan kolaborasi bersama sangat berharga dalam membentuk masa depan zakat dan filantropi global,” tambahnya. “Semoga konferensi ini produktif, mencerahkan, dan berdampak. Semoga diskusi kita hari ini memperkuat solidaritas global dan memberikan kontribusi yang berarti bagi kesejahteraan umat manusia.”
Sementara itu, Prof. Noor Achmad sebagai Ketua BAZNAS RI menyampaikan bahwa ICONZ 2025 menjadi momentum aksi kemanusiaan bagi korban banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Ia mengumumkan capaian penghimpunan dana oleh BAZNAS dan berbagai LAZ nasional.
“BAZNAS sendiri terus mengumpulkan dana dari masyarakat. Saat ini kami sudah mendirikan 117 posko di tiga provinsi tersebut dengan mengerahkan lebih dari 880 relawan dan tenaga kesehatan,” jelasnya.
Menurut Prof. Noor Achmad, posko-posko tersebut tidak hanya menyalurkan logistik, tetapi juga menyediakan dapur umum, sanitasi bersih, layanan kesehatan, dan penyembuhan trauma pasca bencana.
“Aceh dilaporkan menjadi wilayah yang paling parah terdampak sehingga kebutuhan air bersih dan dapur umum sangat mendesak,” tambahnya.
ICONZ ke-9 terselenggara melalui kolaborasi BAZNAS RI, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Kementerian Agama, serta mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti PT Bank Syariah Indonesia, BSI Maslahat, Rumah Zakat, Transjakarta, INDEF, Universitas Tazkia, Universitas Paramadina, KNEKS, IAEI, dan Indiana University. Melalui ICONZ ke-9, pembahasan transformasi zakat global berbasis teknologi dan etika berjalan beriringan dengan praktik aksi kemanusiaan di lapangan. Konferensi yang berlangsung sampai 11 Desember 2025 ini diharapkan memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan sekaligus melahirkan rekomendasi penguatan tata kelola zakat dan filantropi untuk kemaslahatan yang lebih luas.
(Kintan A./Sumber Gambar: Pusat Informasi dan Humas, UIN Jakarta)